Kereta Api
- Ingin gabung sebagai Rail Fans, Silahkan
Daftar Blog Saya
Rail Fans
W I B
aku adalah
- perkereta apian indonesia
- madiun, jawa timur, Indonesia
- kereta api adalah ledakan
11/29/2008
Perkereta Apian Indonesia Enam Kali Ganti Nama
Bulan September lalu, PT Kereta Api(Persero) mereyakan hari ulang tahunya yang ke-63, sesuai dengan kemerdekan Indonesia. Dalam perjalanannya, banyak fakta-fakta menarik yang terlupakan, atau mungkin sama sekali belum di ketahui. Inilah bebrapa Fakta yang berhasil Saya ketahui.
*TERTUA DI ASIA*
Kita boleh bangga, karena perkereta apian Indonesia tertua kedua di Asia setelah India. Cina dan Jepang yang sekarang memiliki beberapa jenis KA super cepat tenyata berada di urutan ketiga dan keempat setelah Indonesia.
*USIA KE 141*
Tanggal 20 Agustus 2008 kemarin perkeretaapian Indonesia telah memasukiusia 141 tahun.Angka ini dihitung berdasar dibukanya jalur KA pertama Semarang(Kemijen)-Tanggung pada tanggal 10 Agustus 1867. Jalur pertam ini dibangun dan di kelola oleh perusahan KA Belanda, NIS(Nederland Indische Spoorweg Maatschappij).
*HARI JADI KE 63*
Meski perkereta apian Indonesia sudah berusia 141 tahun, namun tanggal 28 September dijadikan HUT Kereta Api. Dan tahun ini genap berusia 63 tahun. Setalah Proklamasi Kemerdekan Indonesia, karyawan perusahaan KA yang tergabung dalam AMKA(Angkatan Moeda Kereta Api)berhasil merebut kekuasaan perkeretaapian dari jepang. Pernyatan sikap terbebasnya perkeretaapian Indonesia dari kekuasaan penjajah dibacakan oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainya pada tanggal 28 September 1945.
*LIMA JENIS LEBAR REL*
Dalam sejarah perkeretaapin di Indonesia, lebar rel yang di gunakan beragam hingga 5 jenis. Namun saat ini, lebar rel berukuran 1067 mm yang masih digunakan. Masing-masing lebar rel dengan ukuran 1067mm yang telah digunakan sejak jaman SS(Staatsspoorweg), 1435mm(NIS), 1188mm(BTM/Batavia Electrische Tram Maatschappij), 750mm(ASS/Atjeh Staatsspoorweg), dan 600mm (SS).
*DKARI HINGGA PT KA*
Pada awal AMKA menguasai aset perkereta apian(28-09-1945), DKARI digunakan untuk menamai perusahaar KA milik Indonesia ini. Tanggal 1 Januari 1950, DKARI melebur dengan SS/VS(Staatsspooweg en Verenigde Spoorweg Bedrijf) dan bergantu nama menjadi DKA(Djawatan Kereta Api).
Pada tahun 1963, ketika pemerintah mulai melakukan pembenahan BUMN, DKApun mengalami perubahan status menjadi BUMN sekaligus berganti nama menjadi PNKA(Perusahan Negara Kereta APi). Sejak era PNKA inilah, seluruh perusahaan KA yang ada di Indonesia terintregrasi menjadi satu. Masih dalam rangka pembenahan BUMN, pemerintah menetapkan 3 perseroan yaitu, Perusahaan umum dan Perusahaan Jawatan. PNKA diberi status Perusahaan jawatan dan berganti nama menjadi PJKA(Perusahaan Jawatan Kereta Api) pada tahun 1971.
Pada tahun 1990, PJKA dinaikkan statusnya menjadi Perusahan Umum dan otomatis berganti nama menjadi PERUMKA(Perusahaan Umum Kereta Api). Terakhir, pemerintah memutuskan perubahan status perusahan KA dari perusahaan umum menjadi Perusahaan Perseroan(Persero). Secara "de facto", perubahan status ini dilakukan tanggal 1 Juni 1999, PRUMKA berubah nama menjadi PT Kereta Api(Persero)hingga kini.
Itulah sekilas noda sejarah perkereta apian di Indonesia.(Sumber:majalah KA)
11/26/2008
Mengapa Kecelakaan Selalu Menimpa KA Ekonomi
Mengapa Kecelakaan Selalu Menimpa KA Ekonomi
SM/Sigit Oediarto TERJUN KE SUNGAI:KA Bengawan yang mengalami musibah anjlok di jembatan kereta api Sungai Pager Km 339+4 di Desa Gununglurah, Kecamatan Cilongok, Banyumas, beberapa waktu lalu.(57)
PRIA yang sudah berumur itu terus memperhatikan bangkai kereta makan penumpang (KMP) bernomor seri 86502. Kereta itu merupakan bagian dari dua rangkaian KA Ekonomi Serayu yang terjun ke pesawahan setelah badan treknya longsor di Km 223+4/5, Kersamanah, Garut, Sabtu (21/4).
Sesekali, dia mengambil gambar dengan kamera digitalnya. Dia juga sempat mengobrol dengan rekannya yang tengah tekun juga mengecek sisa-sisa kerja sistem rem dan keandalan roda dari bangkai kereta itu. "Kenapa yang kerap mendapat musibah KA Ekonomi?" ungkapnya.
Sebelum KA Serayu, kecelakaan juga menimpa rangkaian KA Ekonomi Tawang Jaya yang terguling di Stasiun Surodadi, Tegal. Ndilalah, dua kejadian itu hampir mirip, sama-sama di Sabtu (7/4) dengan waktu peristiwa sekitar pukul 03.00.
Kejadian-kejadian tersebut menjadi sorotan banyak pihak. Apalagi sebelumnya, PT KA sudah mencanangkan sepanjang 2007 sebagai tahun keselamatan. BUMN transportasi itu bahkan ingin menekan tingkat kecelakaan hingga nihil.
Pernyataan itu setidaknya pernah disampaikan Dirut PT KA, Ronny Wahyudi usai pembukaan Rapat Kerja Semester I Tahun 2007 di kantor pusat Bandung, beberapa waktu lalu. Untuk keperluan tersebut, konsentrasi anggaran difokuskan kepada peningkatan kualitas kelaikan sarana dan prasarana.
"Sarana dan prasarana kita perbaiki dengan anggaran sebesar Rp 27 miliar lebih," katanya.
Di luar itu, upaya perbaikan lainnya sudah dilakukan PT KA di antaranya pengurangan kecepatan yang diberlakukan sampai pertengahan tahun 2007. Juga perbaikan kondisi teknis jalan rel dan jembatan, penggantian boogie, perangkat roda, dan peningkatan sistem rem serta sistem check dan recheck pada proses perjalanan KA.
"Di daerah-daerah operasi, kita juga membentuk tim keselamatan. Mereka bertugas memonitor keamanan dan gangguan operasional," katanya.
Terhadap armada yang sudah renta, dikandangkan. Menurut Direktur Operasi, Soedarmo Ramadhan, secara teknis kereta-kereta tersebut tidak memungkinkan lagi dioperasikan karena sudah uzur. Angka itu diperoleh dari 193 armada yang sudah masuk pengecekan Balai Yasa berkaitan audit sarana.
PT KA memiliki total armada 1.643 unit. Dari jumlah tersebut kereta yang berusia uzur terdiri atas 251 unit gerbong ekonomi, 33 unit kelas bisnis, dan 123 kereta pembangkit. KA yang paling tua beroperasi buatan tahun 1966, seperti gerbong KA Bengawan yang jatuh ke Sungai Pager, dalam Peristiwa Cilongok, Banyumas. Kereta-kereta itu harus segera diganti.
Dari total 519 loko, 185 unit di antaranya sudah berusia di atas 30 tahun. Sebagian di antaranya mangkrak di dipo-dipo. Kondisi itu pun harus diganti loko baru. Bila harus di midlife overhaul butuh biaya Rp 5 miliar/loko.
Kepala Humas PT KA, Noorhamidi, tidak menampik banyak armada kereta dan loko yang sudah berusia tua. Faktor keselamatan pun akhirnya menjadi sorotan. Sah-sah saja jika kemudian masyarakat menjadi khawatir atas kondisi tersebut.
Hanya saja, Noorhamidi menegaskan, PT KA memiliki pemeliharaan standar yang terukur. Dalam arti meski tua armada-armada tersebut dipastikan laik jalan dengan mempertimbangkan faktor keselamatan. Untuk mengecek kesiapan lintasan, misalnya. Juru periksa jalan (JPJ) bertugas sebelum KA pertama dan KA terakhir melintas.
Menurut dia, tanpa ada laporan dari JPJ, kereta tidak diperkenakan melintasi jalur. Berita acara pengecekan sangat jelas dan tertulis.
Dalam setiap perjalanan, rangkaian KA juga mendapat pemeriksaan hampir di setiap stasiun pemberangkatan. (Dwi Setiady-46)
MENGENAL KERETA API
Sejarah perkeretaapian sama seperti sejarah alat transportasi umumnya yang diawali dengan penemuan roda. Mulanya dikenal kereta kuda yang hanya terdiri dari satu kereta (rangkaian), kemudian dibuatlah kereta kuda yang menarik lebih dari satu rangkaian serta berjalan di jalur tertentu yang terbuat dari besi (rel) dan dinamakan trem. Ini digunakan khususnya di daerah pertambangan tempat terdapat lori yang dirangkaikan dan ditarik dengan tenaga kuda.
Setelah James Watt menemukan mesin uap, Nicolas Cugnot membuat kendaraan beroda tiga berbahan bakar uap. Orang-orang menyebut kendaraan itu sebagai kuda besi. Kemudian Richard Trevithick membuat mesin lokomotif yang dirangkaikan dengan kereta dan memanfaatkannya pada pertunjukan di depan masyarakat umum. George Stephenson menyempurnakan lokomotif yang memenangi perlombaan balap lokomotif dan digunakan di jalur Liverpool-Manchester. Waktu itu lokomotif uap yang digunakan berkonstruksi belalang. Penyempurnaan demi penyempurnaan dilakukan untuk mendapatkan lokomotif uap yang lebih efektif, berdaya besar, dan mampu menarik kereta lebih banyak.
Penemuan listrik oleh Michael Faraday membuat beberapa penemuan peralatan listrik yang diikuti penemuan motor listrik. Motor listrik kemudian digunakan untuk membuat trem listrik yang merupakan cikal bakal kereta api listrik. Kemudian Rudolf Diesel memunculkan kereta api bermesin diesel yang lebih bertenaga dan lebih efisien dibandingkan dengan lokomotif uap. Seiring dengan berkembangnya teknologi kelistrikan dan magnet yang lebih maju, dibuatlah kereta api magnet yang memiliki kecepatan di atas kecepatan kereta api biasa. Jepang dalam waktu dekade 1960-an mengoperasikan KA Super Ekspress Shinkanzen dengan rute Tokyo-Osaka yang akhirnya dikembangkan lagi sehingga menjangkau hampir seluruh Jepang. Kemudian Perancis mengoperasikan kereta api serupa dengan nama TGV.
11/25/2008
MENGENAL GERBONG PENGANGKUT BALAS
Nah, untuk keperluan pengangkutan balas dari lokasi pabrik pengolah balas maka digunakanlah kendaraan khusus. Dari pabrik pengolahan balas, muatan balas diangkut terlebih dahulu menggunakan dump truck(truk khusus pengangkut balas/batu) menuju stasiun. Bila kita datang kestasiun Notog(wilayah Daop V Purwokerto)atau stasiun Tasikmalaya(wilayah Daop II Bandung), di sana ada jalur khusus tempat untuk menaikkan balas kedalam gerbong.
Puluhan kubik balas yang diangkut dengan truk dibongkar di tempat khusus yang telah ditentukan. Selanjutnya dengan menggunakan alat berat, balas pun dikeruk untuk dimasukkan ke dalam gerbong terbuka yang digunakan khusus angkutan balas.
Coba perhatikan! Gerbong KKBW bentuk penampung balasnya lebih luas karena persegi empat dan lebih tinggi. Untuk membongkar balas atau mengeluarkan balas pada gerbong KKBW telah tersedia 8 pintu persegi empat di samping kiri dan 8 disamping kanan. Tinggal membuka masing-masing kunci pengait, balaspun akan keluar dari dalam gerbong tanpa harus dikeruk dengan menggunakan alat.
Pada gerbong ZZOW, daya tampung balas yang dimuat memang lebih sedikit. Lihat saja bentuk body grbongnya yang menyempit di kedua ujungnya. Untuk membongkar atau mengeluarkan balas, pada gerbong ZZOW hanya tersedia 2 pintu kecil disisi kiri dan 2 pintu kecil di sebelah kanan. SUDAH JELAS KHAN!!!(sumber:majalah KA)
11/22/2008
APAKAH KERETA API ITU ?
Melalui profil perusahaan ini, disajikan perjalanan sejarah kereta api di Nusantara, perkembangan kinerja pelayanan kepada masyarakat, derap langkah pertumbuhannya dari masa ke masa, prospek dan potensi bisnis yang diharapkan dapat menjadi wacana masyarakat Indonesia agar dapat mendukung upaya pengembangan eksistensinya di Nusantara tercinta.(Sumber: PT.KAI)
11/19/2008
perkereta apian saat ini oleh maulana mukti
Sebenarnya malu sekali saya mengemukakan hal ini. Malu karena begitu banyak kesalahan yang terjadi, dengan sengaja atau tidak. Dengan terus terang atau sembunyi-sembunyi. Kalau kali ini kami harus terus-terang mengutarakan uneg-uneg kami, sesungguhnya ada beberapa hal. Pertama baru saja manusia melakukan ritual puasa, dilanjutkan ruang untuk mengucapkan permintaan maaf.
Nah kesempatan kali ini, sungguh tak kami lewatkan begitu saja, meski rahasia ini harus terbuka diketahui. Setidaknya kami sudah mulai berkata jujur. Kalau akhir-akhir ini ada banyak penumpang kereta api yang naik tanpa tiket, itu antara lain perbuatan kami. Jujur. Ini bukan masalah ekonomi sehingga kami melakukan perbuatan hina dengan tidak membeli tiket. Juga bukan masalah antri, melainkan kekhawatiran kami kalau hal itu kami lakukan malah membuat orang menyingkir. Kelak, Anda akan tahu kenapa bisa begitu.
Kalau ada beberapa penumpang yang tiba-tiba menjerit melihat tampang kami, atau membuang makanan yang disajikan oleh kru restorasi, karena melihat kami di sana, itu jelas perbuatan kami. Maaf, sekali lagi dan tolong beri kami waktu untuk menjelaskan semua ini sehingga tidak muncul fitnah, salah persepsi atau salah duga, sehingga di lain waktu kita -siapa tahu- bisa saling menghormati. Dan Anda bisa nyaman duduk di kereta api, tanpa gangguan kami. Lewat surat yang kami titipkan ke redaksi majalah ini, mudah-mudahan bisa membuat segalanya menjadi jernih.
Saya biasa dipanggil dengan sebutan Coro alias Kecoa. Bagi beberapa orang, kami memang tidak disukai dan dijauhi. Kami tak pernah marah atau protes. Kehadiran kami di kereta api sebenarnya semenjak tahun 1970 ketika di gerbong kereta api terdapat restorasi. Kami melihat peluang, tatkala para pengelola restorasi mulai ceroboh dengan membuang sisa makanan sembarangan, atau menempatkan piring kotor di tempat yang kotor juga, sehingga mengundang selera kami. Terlebih ketika mereka menempatkan makanan-makanan yang akan dibawa ke atas kereta api bercampur dengan barang-barang pecah belah yang membuat kami mudah untuk menyelinap di antara tumpukan barang dan makanan tak beraturan itu. Ini awal kami mengenal kereta api dan mulai kerasan di sana.
Rekan-rekan kami bertambah banyak dari kelompok lain yang ikut meramaikan kereta api mengingat toilet di kereta rata-rata juga tidak bersih. Orang sembarangan mengeluarkan sesuatu di toilet, sementara air sering tak tersedia atau habis dibuang penumpang sendiri. Itulah, saat-saat kami menjadi penumpang gelap di kereta api bercampur dengan penumpang gelap lain yang bekerja sama dengan kondektur agar bisa naik kereta api tanpa mengeluarkan uang lebih. Kami tak ikut campur melihat semua itu, hanya kalau dikatakan kami juga ikut menoreh tabiat buruk penumpang kambing (sebutan penumpang kereta api tanpa tiket). Sesungguhnya kami tak ikut merusak moral kondektur. Sumpah!
Karena bangsa kami makin lama-makin banyak menyerbu kereta api, beberapa golongan elit kami pun berpikir untuk merambah wilayah lain, dari pada berdesak-desakan di sana. Masalahnya di KA eksekutif segalanya serba bagus, bersih dan teratur sehingga kami tak tertarik. Peluang itu baru terbuka, ketika tahun 1976 tatkala pengelola restorasi dan OTC (Petugas Kebersihan Di Atas Kereta) mulai teledor dan jorok, saat itulah kami mulai melirik ke sana. Sampai kejadian-kejadian menghebohkan terjadi, kami ada di piring dan makanan penumpang, hilir mudik di gerbong atau hinggap di gelas penumpang. Untuk itulah kami minta maaf!
Kejadian pertama menurut catatan kami adalah hari Jumat tahun 1977, ketika seorang penumpang perempuan berteriak saat membuka tutup makanan karena ada teman kami berada di sana sedang berjalan-jalan di antara tumpukan nasi dan lauk. Kami mohon maaf telah membuat perempuan itu ketakutan dan nafasnya terengah-engah. Tapi teman kami sendiri, jatuh tertimbun ayam goreng dalam keadaan terlentang. Anda tahu, hal yang paling ditakuti bangsa Kecoa adalah posisi terlentang. Karena dalam posisi seperti itu kami tak berdaya dan tinggal menanti kematian saja. Untung karena petugas segera membersihkan tumpahan makanan itu, teman kami yang sudah 3 menit terlentang, bisa lari kembali menyelamatkan diri dari amukan, meski sampai sekarang dia stress di tempat peristirahatan.
Sekalian curhat, nasib kami, dulu ada seorang Wasi dari Yogya menggeledah gerbong, sebelum kereta berangkat. Tak lama dia memerintahkan kami untuk difumigasi (disemprot dengan asap) sampai kami nyaris habis. Beruntunglah, perempuan-perempuan kami pada saat itu sedang di darat karena hamil tua dan sedang pesta pora sisa-sisa makanan yang dibuang sembarangan di Stasiun Manggarai. Sehingga muncul bayi-bayi coro ribuan yang kemudian memenuhi kuota di gerbong kereta eksekutif. Lagi-lagi berkat kejorokan, keteledoran orang-orang di restorasi dan OTC yang sebenarnya tidak peduli benar dengan kebersihan, sehingga menguntungkan kami untuk naik ke atas kereta lagi.
Pernah dalam tiga bulan kami memutuskan untuk tidak naik kereta eksekutif karena ada razia serangga dengan tindakan mengontrol kebersihan restorasi, gerbong dan toilet. Kami benar-benar mati kutu karena begitu banyak petugas yang memelototi kami dan kebersihan yang mereka terapkan. Kalau kami muncul sebentar saja untuk melihat situasi, injakan, gebukan serta lemparan sepatu menimpa kami terus.
Beruntung kami termasuk mahluk yang tahan banting. Kadang meski dilempar, diinjek, kami pura-pura tak berdaya. Begitu mereka lemah, kami bangun kembali. Yang kami kuatirkan cuma satu; jangan sampai kami terlentang! Sungguh mengerikan! Kaki-kaki kami ada di atas menggapai-gapai dan punggung kami ada di bawah dengan kepala dan sungut yang sulit digerakkan. Semua isi kepala seakan keluar, terjadi serangan migrain, kepala berdenyut pusing luar biasa dan mata merem-melek, nafas tersengal-sengal bahkan termehek-mehek menunggu ajal tiba.
Begitulah nasib dan penderitaan kami dan keberadaan kami di KA eksekutif. Lewat surat terbuka ini, kami mohon maaf kalau Anda membenci kami, jijik kepada kami. Namun kami tak kuasa menolak undangan dari ”rekanan” kami di restorasi dan OTC yang memberi peluang kepada kami ramai-ramai menyatu dengan penumpang.
Dan kami berjanji tak akan lagi masuk ke dalam kereta api jika di sana para karyawan restorasi menjaga kebersihan, tidak menaruh makanan sembarangan atau menyimpan makanan yang basi atau bau menyengat. Atau juga dari penumpang kereta api jika tidak meletakkan sisa makanan sembarangan di lantai. Maupun karyawan OTC yang menjaga kebersihan gerbong dan toilet.
Percayalah, bangsa coro atau kecoa macam kami ini justru takut dengan kebersihan dan hal-hal yang bersifat rapi. Tak ada sisa makanan, tak ada yang jorok. Lalu apa yang mesti kami makan? Selebih itu, jangan salahkan kami, kalau kami tetap berada di kereta api dan ”mengganggu” bisnis PT KA dan membuat penumpang jijik. Itu sudah alami kami. Setidaknya Anda semua sudah tahulah.
Terakhir, sebenarnya kami ingin mengucapkan terima kasih teramat sangat dengan cara datang sendiri ke penjaga kolom ini, bersalaman atau saling cium pipi, tapi kami khawatir dia malah akan lari terbirit-birit menjauhi kami. Nuwun, Koordinator Kecoa KA Eksekutif – Coro.
Community
ForumRailfans
Apakah Anda stuju dengan adanya blogger ini ?
Situs favoritku
Arsip Negara
- gerbong penolong oleh maulana mukti (1)
- Jenis-jenis bogie (1)
- Kabus Bersama Maulana Mukti (1)
- kereta api di dunia kita oleh maulana mukti (1)
- kereta api maulana mukti (1)
- keselamatan dengan maulana mukti (1)
- Maulana mukti (1)
- mengenal lebih jelas jenis gerbong bersama maulana mukti (1)
- Mengenal sinyal (1)
- oleh maulana mukti (2)
- Sejarah KA oleh Maulana Mukti (1)